budayaceh.com, Banda Aceh - Saat menginjakan kaki di Kota Banda Aceh, anda akan menemukan sebuah bangunan bersejarah yang terletak di seputaran jalan Teuku Umar dekat dengan tempat pengungsian bahan bakar atau SPBU simpang Jam. Bangunan bercat putih itulah yang merupakan 'Gunongan'.
Bangunan tersebut merupakan peninggalan masa kerajaan Sultan Iskandar Muda yang di buat khusus sebagai simbol cinta dan hadiah untuk permaisurinya, Putri Kamaliah atau lebih dikenal dengan nama Putroe Phang yang berasal dari Negeri Phang, Malaysia.
Konon katanya, alasan utama pembangunannya adalah karena Putroe Phang merasa sangat rindu dengan kampung halamannya di Pahang yang dikelilingi oleh perbukitan.
Karena wilayah istana di Aceh cenderung datar, Sultan Iskandar Muda membangun gunung buatan ini sebagai replika pegunungan di Pahang agar sang permaisuri merasa seolah-olah berada di rumah sendiri.
Menurut beberapa sumber, bangunan tersebut dibangun oleh Sultan Iskandar Muda ketika ia masih memegang tampuk kekuasaan sebagai pemimpin kesultanan Aceh antara tahun 1607-1636 Masehi.
Gunongan merupakan struktur utama dalam Taman Ghairah (Taman Gairah), yang merupakan sebuah taman istana, diperkirakan memiliki luas mencapai 1.000 meter persegi dan dikelilingi oleh bangunan ikonik lainnya seperti Pinto Khop.
Bangunan tersebut didesain dengan gaya arsitektur yang unik, menyerupai bunga yang sedang mekar dengan tiga tingkat setinggi kurang lebih 9,5 meter.
Situs bersejarah Gunongan di Banda Aceh dikelola dan dipelihara oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I, yang berada di bawah naungan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Lembaga ini bertanggung jawab atas pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan Gunongan sebagai salah satu Cagar Budaya Nasional.
Hingga saat ini, Gunongan tetap berdiri kokoh sebagai saksi bisu kejayaan Kesultanan Aceh sekaligus simbol kesetiaan seorang raja kepada pasangannya. Bangunan ini juga telah secara resmi tercatat dalam Register Nasional Cagar Budaya dengan ID Objek KB000003.(Admin)