Loading

Informasi WBTb

Tingkatan Data : Provinsi
Tahun pendataan : 01 January 2023
Tahun verifikasi dan validasi : 01 January 2023
Tahun penetapan : 01 January 2023
Sebaran kabupaten/kota : Kabupaten Aceh Singkil.
Entitas kebudayaan : WBTB
Domain WBTb UNESCO : Seni Pertunjukan
Kategori WBTb UNESCO : Seni Tradisional
Nama objek OPK : Tari Langsir Haloban

Identitas Warisan Budaya Takbenda

Wilayah atau level administrasi : Provinsi
Kondisi sekarang : Terancam Punah

Alamat Warisan Budaya Takbenda

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Singkil

Deskripsi Warisan Budaya Takbenda

Updaya pelestarian : perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pembinaan
Referensi : -

Penerimaan Formulir Warisan Budaya Takbenda

Tanggal penerimaan formulir : -
Tempat penerimaan formulir : -
Nama petugas penerimaan formulir : -

Nama Lembaya Budaya

Nama lembaga : -

Nama SDM Kebudayaan

Nama lembaga : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : Tari Langsir Haloban

Tari Langsir merupakan tarian tradisional asal Suku Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil. Tari tradisional ini dimainkan oleh laki-laki dan perempuan pada momen tertentu, seperti hari raya, hajatan pernikahan, sunat rasul, pesta rakyat dan sebagainya. Penampilan tari langsir mirip dengan tarian eropa, yakni; berpasangan antara laki-laki dan perempuan, bergerak berdasarkan komando, gerakan yang atraktif dan terpola, serta iringan musik biola sepanjang permainan. Perbedaannya hanya terletak pada alunan musik yang sudahmengadopsi musik Melayu pesisir, yakni Biola dan Gandang. Menurut hasil penelitian Putra (2021) dari BPNB Aceh, tarian ini memiliki 32 ragam gerak yang ditandai dengan perintah dari Komandir (instruktur tari). 32 ragam gerak tadi dimainkan dalam 3 pembabakan dengan kombinasi perulangan yang membentuk pola gerak eksentrik danatraktif. Kesenian tradisional ini umumnya memiliki banyak kesamaan dengan kesenian tradisional dari Sumatra Barat. Kesamaan ini terjadi karena sebagian dari kebudayaan Haloban memang berasal dari sana. Tetapi seiring berjalannya waktu yang awalnya lahir dari Sumatra Barat justru berkembang menjadi bentuk kesenian baru. Sebab hal-hal yang berkaitan dengan asal-usul tari Langsir Haloban, semuanya disampaikan melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi. Karena hal itu pula, ada beragam versi yang muncul terkait dengan sejarah tari langsir di Haloban. Versi pertama mengatakan bahwa tarian ini sudah ada sejak masa kolonial, yang dipelajari oleh penduduk desa untuk menyambut tuan-tuan Belanda ketika mereka singgah di Haloban. Sementara versi kedua mengatakan bahwa tarian ini diajarkan oleh seorang lelaki asal Nias yang bekerja di kapal milik Belanda. Lelaki tersebut melihat tarian ini dan mengajarkannya kepada orang Haloban, lalu tarian ini diajarkan kepada keturunannya, dan begitu seterusnya hingga tarian ini menjadi salah satu tari tradisi di desa ini. Tari langsir ini biasanya dimainkan pada saat momen tertentu, seperti saat sore hari di Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Biasanya para penari akan mengunjungi rumah warga satu per satu dan menari di halaman, diiringi dengan tepuk riah para penonton dan alunan biola disertai dengan permainan khedang. Alunan musiknya sangat indah, seolah mengajak orang-orang yang mendengarkan untuk ikut bergoyang mengikuti lenggok para penari. Sejak televisi dan hiburan musik organ tunggal masuk ke desa Haloban, tarian ini sempat kehilangan popularitasnya. Tarian ini bahkan sudah tidak dimainkan lagi selama beberapa dasawarsa, dan kondisi ini menempatkan tari Langsir berada di tepian zaman. Tetapi kemudian, tarian ini mulai dimainkan lagi sejak kesadaran akan budaya sendiri kembali bangkit seiring dengan penataan kembali pasca reformasi sosial tahun 1998. Pelaku pertunjukan dalam tari langsir secara umum terdiri atas komandir atau instruktur, kemudian pemain music yang terdiri atas pemukul gandang (gendang), pemain biola, serta para penari yang terdiri atas laki-laki dan perempuan yang masih remaja. Para penari ini biasanya berjumlah genap, yakni delapan orang laki-laki dan delapan orang perempuan. Komandir yang berjumlah satu orang bertugas untuk memandu para penari dengan instruksi yang hanya bisa dipahami antara komandir dan para penarinya. Pemukul gandang biasanya berjumlah genap, bisa dua, empat, dst. Semakin banyak pemain gandang, biasanya akan menambah semarak musik pengiring dan membuat pertunjukan tari jadi terkesan lebih ramai. Dalam pertunjukan tari langsir, pemain biola biasanya berjumlah antara satu atau dua orang. Permainan biola tidak seperti musik Eropa pada umumnya, tetapi terdengar mengalun dan mendayu seperti musik khas Melayu pesisir (gamad).