Loading

Informasi WBTb

Tingkatan Data : Provinsi
Tahun pendataan : 01 January 2015
Tahun verifikasi dan validasi : 01 January 2015
Tahun penetapan : 01 January 2015
Sebaran kabupaten/kota : Kabupaten Aceh Singkil.
Entitas kebudayaan : WBTB
Domain WBTb UNESCO : Seni Pertunjukan
Kategori WBTb UNESCO : Seni Tradisi
Nama objek OPK : Tari Dampeng

Identitas Warisan Budaya Takbenda

Wilayah atau level administrasi : Provinsi
Kondisi sekarang : Masih Bertahan

Alamat Warisan Budaya Takbenda

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Singkil

Deskripsi Warisan Budaya Takbenda

Updaya pelestarian : -
Referensi : -

Penerimaan Formulir Warisan Budaya Takbenda

Tanggal penerimaan formulir : -
Tempat penerimaan formulir : -
Nama petugas penerimaan formulir : -

Nama Lembaya Budaya

Nama lembaga : -

Nama SDM Kebudayaan

Nama lembaga : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : Tari Dampeng

Tarian ini merupakan salah satu tarian persembahan pada masyarakat Suku Singkil. Tari ini biasa dipertunjukkan pada acara pernikahan sebagai rangkaian prosesi dalam mengantar ( mengarak) mempelai pria. Dahulu tarian ini ditarikan oleh 2 orang saja. Namun pada perkembangannya tarian ini kemudian ditarikan hingga oleh 8 orang. Jumlah penari haruslah genap karena beberapa gerak tari dilakukan secara berpasangan. Tarian ini pun menjadi simbolisasi gerakan melindungi raja (dalam hal ini mempelai pria atau marapulai dalam acara pernikahan). Dalam gerakan tarian ini, khususnya pada upacara pernikahan, kita dapat melihat 2 hingga 4 orang penari melingkari mempelai pria dan menari berputar-putar i ;ingkaran dalam dengan menggunakan langkah yang serupa dengan langkah silat. Kemudian, 4 orang penari lain menari melingkar di lingkaran luar. Kemudian, dalam rentak tertentu, seluruh penari di lingkaran dalam melakukan gerakan tari berpasangan dengan penari di lingkaran luar. Tarian ini selalu diiringi dengan alat musik tradisional diantaranya gendang dendang dan bangsi. Selama perjalanan marapulai menuju rumah pengantin wanita atau dara baro, rombongan diiringi oleh musik tradisional tersebut. Ketika rombongan sudah sampai di depan pintu pagar rumah dara baro, tarian ini pun dipersembahkan. Keluarga dara baro dan dara baro turut menyaksikan persembahan ini di depan pintu rumah mereka. Namun belakangan, tarian ini semakin jarang ditarikan pada upacara pernikahan karena masyarakat lebih banyak menggunakan shalawat badar sebagai . pengiring kedatangan marapulai. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap dengan membawakan shalawat badar, prosesi pernikahan menjadi lebih khusyuk. Untuk sejarahnya,dikisahkan bahwa tarian ini diciptakan oleh seorang Teungku bernama Teungku Gemerinting yang berasal dari Singkil yang kemudian merantau ke Pagaruyung. Dalam perjalanannya menuju Pagaruyung, ia melewati hutan. Pada saat malam tiba ia memutuskan untuk beristirahat di atas pohon. Kemudian dari atas pohon itu, ia meihat seekor elang terbang berputar-putar di atas kepalanya. Dari gerakan elang tersebut, Teungku Gemerinting menciptakan sebuah gerak tari yang melambangkan kekuatan dan keperkasaan elang di angkasa. Tidak diketahui secara pasti kapan tarian ini mulai muncul dan menjadi bagian dari pesta pernikahan. Namun, masyarakat meyakini bahwa tarian ini sudah lama ada di tengah-tengah masyarakat dan diperkirakan tumbuh sejak zaman kerajaan mulai ada si Singkil.