Loading

Informasi WBTb

Tingkatan Data : Provinsi
Tahun pendataan : 01 January 2016
Tahun verifikasi dan validasi : 01 January 2016
Tahun penetapan : 01 January 2016
Sebaran kabupaten/kota : .
Entitas kebudayaan : WBTB
Domain WBTb UNESCO : Seni Pertunjukan
Kategori WBTb UNESCO : Seni Tradisional
Nama objek OPK : Likok Pulo

Identitas Warisan Budaya Takbenda

Wilayah atau level administrasi : Provinsi
Kondisi sekarang : Masih Bertahan

Alamat Warisan Budaya Takbenda

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Besar

Deskripsi Warisan Budaya Takbenda

Updaya pelestarian : -
Referensi : -

Penerimaan Formulir Warisan Budaya Takbenda

Tanggal penerimaan formulir : -
Tempat penerimaan formulir : -
Nama petugas penerimaan formulir : -

Nama Lembaya Budaya

Nama lembaga : -

Nama SDM Kebudayaan

Nama lembaga : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : Likok Pulo

Tari Likok Pulo adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Aceh, Indonesia. "Likok" berarti gerak tari, sementara "Pulo" berarti pulau. Pulo di sini merujuk pada sebuah pulau kecil di ujung utara Pulau Sumatera yang juga disebut Pulau Breuh, atau Pulau Beras.Tarian Likok Pulo lahir sekitar tahun 1849, Tarian ini sebagai media pengembangan dakwah Islam dimasa era Kesultanan Aceh diciptakan oleh Ulama pendatang dari Arab yang menetap di Desa Ulee Paya dibawakan oleh 12 orang penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar. Di Desa Ulee Paya dahulu dipertunjukan di tepi pantai atas pasir sebagai pentasnya dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Likok Pulo diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan dapat berjalan semalam suntuk sampai pagi. Tarian dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar, atau bahu membahu. Gerak Tari Likok Pulo komposisinya dimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang diselangi gerakan pinggul. Ritme tarian saling membentang dan seling ke kiri dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Sang Khalik yang diiringi dengan musik Rapai dan vokalis nyanyian syair Aceh. Seorang pemain utama yang disebut ceh berada di tengah-tengah pemain. Dua orang penabuh rapa'i berada di belakang atau sisi kiri dan kanan pemain. Sedangkan gerak tari hanya memfungsikan anggota tubuh bagian atas, badan, tangan, dan kepala.