Loading

Informasi WBTb

Tingkatan Data : Provinsi
Tahun pendataan : 01 January 2023
Tahun verifikasi dan validasi : 01 January 2023
Tahun penetapan : 01 January 2023
Sebaran kabupaten/kota : Kabupaten Aceh Timur.
Entitas kebudayaan : WBTB
Domain WBTb UNESCO : Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Kategori WBTb UNESCO : Upacara/Ritus
Nama objek OPK : -

Identitas Warisan Budaya Takbenda

Wilayah atau level administrasi : Provinsi
Kondisi sekarang : Terancam Punah

Alamat Warisan Budaya Takbenda

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Timur

Deskripsi Warisan Budaya Takbenda

Updaya pelestarian : perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pembinaan
Referensi : -

Penerimaan Formulir Warisan Budaya Takbenda

Tanggal penerimaan formulir : -
Tempat penerimaan formulir : -
Nama petugas penerimaan formulir : -

Nama Lembaya Budaya

Nama lembaga : -

Nama SDM Kebudayaan

Nama lembaga : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : Khanduri Uteun

Desa Buket Pala Merupakan salah satu desa yang berada di kemukiman Bandar Khalifah, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Desa Bukit Pala dikenal sebagai salah satu desa yang merupakan Warisan Kerajaan Peureulak, desa ini memiliki berbagai Potensi Pertanian baik berupa Ladang maupun kebun yang melimpah dan begitu pula dengan binatang ternak, Menurut Narasumber bapak Yusri (64 Tahun) berdasarkan cerita orang tuanya Tgk Muhammad Yakop (90) dan orang tua beliau mendengartkan cerita dari bapaknya Tgk Muhammad Amin (100 Tahun) suatu ketika dulu pada abad ke 17 di Desa Buket Pala ladang masyarakat dirusak oleh hama gajah, tikus, burung dan babi hutan serta harimau liar yang memangsa binatang ternak masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini Nenek Moyang Kami melakukan sebuah ritual untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari gangguan hama dan harimau atau binatang liar dari desa mereka. Yaitu Berupa Khanduri Uteun. Namun ada pula Kenduri Uteun ditempat lain di Aceh Timur menurut Bapak Abdul Manaf (68 Tahun) Kanduri Uteun Telah ada pada pertengahan abad ke 17 yang dilakukan oleh masyarakat dilakukan oleh masyarakat dikala itu untuk pembukaan lahan pertanian atau pembukaan hutan. dengan harapan tidak ada gangguan dari makhluk hutan baik makhluk halus maupun binatang liar seperti harimau, Ular, Gajah dan lain-lain agar tidak diganggu saat pembukaan lahan dan tanaman yang ditanam oleh masyarakat, namun untuk saat ini sudah sangat langka Kenduri Uteun Ini dilaksanakan lagi. Berdasarkan bahasa Khanduri Uteun tersusun oleh dua kata yaitu kenduri dan Utuen. Kanduri berarti Kenduri, sedangkan Uteun berarti Hutan, secara bahasa Khanduri Uteun dapat Diartikan Kenduri Hutan. Sedangkan kalau dilihat dari definisi, Khanduri Uteun Merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat untuk memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai gangguan binatang liar dan hama terhadap lahan pertanian, perkebunan dan peternakan masyarakat, menurut Bapak Abdul Manaf (68 Tahun) Pada Umumnya dulu Kenduri Uteun dilaksanakan di makam-makam ulama di tempat tersebut. Namun Untuk saat ini Khanduri Uteun Di Aceh Timur Hanya ada satu tempat lagi yaitu di Desa Buket Pala, Khanduri Uteun dilaksanakan di Makam Nur Khadimah yang merupakan Seorang Ulama Karomah yang merupakan Anak dari Raja Peureulak dan sepupuan dengan Putri Nurul' Ala. Khanduri Uteun dilaksanakan setiap Bulan Juni oleh masyarakat berdasarkan Hasil Rapat atau meusuerumbang Desa Buket Pala, yang dilaksanakan seminggu sebelum Kenduri Uteun dilaksanakan, Rapat yang dilaksanakan dihadiri oleh tokoh adat, Tgk Imam Desa, tokoh agama, Aparatur Desa dan Masyarakat Desa Bukit Pala untuk menentukan Tanggal baik dan mulia untuk pelaksanaan Kenduri Uteun. Menurut Narasumber Bapak Yusri (Mukim Blang Simpoh 64 tahun) Khanduri Uteun dilaksanakan bertujuan untuk mengharapkan kepada Allah agar dilindungi tanaman dan ternak masyarakat dari gangguan berbagai jenis penyakit, hama, dan binatang buas agar tidak memangsa binatang ternak masyarakat. Pelaksanaan Khanduri Uteun diwariskan secara turun temurun dari para nenek moyang terdahulu di desa buket pala, adapun proses pelaksanaan acara khanduri uteun, pertama kali ayam berwarna putih disembelih oleh imam desa. Ayam yang diberikan harus berwarna Putih karena ayam berwarna Putih merupakan Hajat dari nenek moyang masyarakat Desa Bukit Pala Dulu dan memiliki makna atau nilai kesucian sebagai Makanan istimewa untuk harimau Hutan, Kemudian Ayam dimasak oleh istri imam Desa tanpa menggunakan garam dan tidak boleh diambil sedikitpun oleh masyarakat. Kemudian Ayam yang telah masak dimasukan kedalam Bulung atau teu malam (Pelepah Pinang), pemberian dilakukan tidak boleh oleh sembarang orang hanya boleh oleh Peutua Desa yang telah ditunjuk oleh tokoh adat dan agama. Kemudian dibawakan dan diberikan kepada Harimau penjaga Hutan di sekitar Makam Nur Khadimah, Kemudian Dipanggil Dengan Kata-kata Sebagai Berikut “Ho Keuh Ka?, Nyompat Yang Raseuki Kah Ka Ku Keubah Nyan Keuhnyo Ikah Menyo Katroh Bathon Dan Bak Uro Jaga Binatang Laen Bek Tron U Gampong”, dengan Harapan Harimau Ini bisa Menghalau berbagai jenis binatang liar agar tidak turun ke desa memakan tanaman dan ternak masyarakat. Setelah Ayam Putih diberikan kepada Harimau Hutan, kemudian dilakukan pembersihan kawasan sekitaran Acara Khanduri Uteun secara bersama-sama hal ini mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan masyarakat. Kemudian Masyarakat Masing-masing satu ayam kampung untuk disembelih. Kemudian dilakukan penyembelihan Ayam Kampung Secara Bersamaan oleh masyarakat yang dipimpin oleh Ketua Imam Desa dengan di bacakan Bismillah dan takbir secara serentak. Pada tahap ini ayam yang disembelih tidak boleh ayam selain Ayam Kampung, karena bila bukan ayam kampung di percayai ayam akan mati sebelum tiba ditempat pelaksanaan Khanduri Uteun. Setelah Ayam disembelih Masyarakat Memasak Bersama di sekitaran makam Nur’ Khadimah. Ayam Yang dimasak tidak boleh dalam bentuk Goreng atau sambal karena ini menjadi sebuah pantangan dalam pelaksanaan Khanduri Uteun di Desa Bukit Pala. Setelah semua masakan siap dimasak oleh masyarakat masakan akan dikumpul oleh seorang peutua untuk masing-masing kuali diambil satu potong untuk diberikan kepada anak-anak yatim atau anak yatim-piatu setelah makanan diberikan kepada anak Yatim kemudian Masyarakat Membaca do’a bersama sembari berharap perlindungan kepada Allah SWT dari segala bahaya bagi lahan pertanian, perkebunan dan peternakan serta bersyukur atas segala anugrah Allah terhadap hasil pertanian, perkebunan dan peternakan yang telah Allah berikan.