Loading

Informasi WBTb

Tingkatan Data : Provinsi
Tahun pendataan : 01 January 2025
Tahun verifikasi dan validasi : 01 March 2025
Tahun penetapan : 10 October 2025
Sebaran kabupaten/kota : Kabupaten Aceh Jaya.
Entitas kebudayaan : WBTB
Domain WBTb UNESCO : Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional
Kategori WBTb UNESCO : Kuliner Tradisional
Nama objek OPK : -

Identitas Warisan Budaya Takbenda

Wilayah atau level administrasi : Provinsi
Kondisi sekarang : Masih Bertahan

Alamat Warisan Budaya Takbenda

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Jaya

Deskripsi Warisan Budaya Takbenda

Updaya pelestarian : Perlindungan, Pemanfaatan
Referensi : -

Penerimaan Formulir Warisan Budaya Takbenda

Tanggal penerimaan formulir : -
Tempat penerimaan formulir : -
Nama petugas penerimaan formulir : -

Nama Lembaya Budaya

Nama lembaga : -

Nama SDM Kebudayaan

Nama lembaga : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : CHINGKUI

Chingkhui merupakan salah satu kue khas Aceh Jaya yang berasal dari Jepang. Nama Cingkhui ini bermula dari masa peperangan Jepang. Berawal dari orang Jepang yang membuat Chingkhui pada saat penjajahan, maka orang Aceh mempraktekkan bagaimana cara pembuatnya. Untuk cara pembuatnya sendiri terbilang sangat mudah, bahkan bahan-bahan yang didapatkan sebenarnya berasal dari Belanda, tetapi mereka mencoba memperagakan dengan mencari daun-daun untuk dibuat bubuk Chingkhui tersebut di Aceh. Chingkhui adalah bahan kue yang terbuat dari rempah maupun tanaman herbal yang telah lama ada dalam masyarakat Kecamatan Indra Jaya Kab. Aceh Jaya. Ada hal yang paling unik dari sejarah makanan kuliner ini, salah satunya terletak pada bubuk Chingkhui. Ternyata bubuk ini bukan bubuk biasa, melainkan bubuk yang berasal dari 44 daun yang sudah ditumbuk. Namun, semakin lama pengetahuan akan daun-daun apa saja yang digunakan untuk membuat bubuk Chingkhui musnah, akibat tidak dilestarikan oleh kaum muda. Jadi ketika nenek moyang sudah meninggal dunia, maka yang tersisah saat ini hanya 20 daun yang diketahui oleh masyarakat.