Tingkatan Data | : | Kabupaten |
Tahun pendataan | : | 16 October 2025 |
Tahun verifikasi dan validasi | : | 16 October 2025 |
Entitas kebudayaan | : | OPK |
Kategori | : | Adat Istiadat |
Apakah Masih Digunakan? | : | Ya |
Etnis yang Melaksanakan | : | Aceh |
Jenis Adat Istiadat | : | - |
WBTb
Nama Lainnya : Khanduri Laot
Pengertian Khanduri Laot Kenduri Laot atau kenduri laut merupakan ekspresi rasa syukur nelayan kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki berupa hasil tangkapan ikan. Proses pelaksanaan Khanduri Laot dilakukan tidak menentu, karena tergantung banyaknya kemudahan yang didapatkan nelayan. Untuk waktunya ini bisa dilaksanakan tiga bulan sekali maupun setahun sekali. Biasanya kalau nelayan sudah makmur dan bersepakat, mereka langsung melakukan kenduri sebagai bentuk rasa syukur. Perkembangan Khanduri Laot Dalam perkembangannya, kenduri laot masih menjadi tradisi yang dipertahankan oleh masyarakat pesisir di Aceh. Meskipun di beberapa tempat hampir ditinggalkan. Khanduri laot di Kota Sabang diadakan setiap tahun sekali dengan mengundang teungku imum (imam gampong) untuk mendoakan agar para nelayan yang pergi kelaut diberi keselamatan dan juga rejeki yang berlimpah. Setelah itu teungku imum memberi peusijuk untuk kapal-kapal nelayan. Masyarakat Kota Sabang menyakini bahwa khanduri laot merupakan ritual yang wajib dilakukan dengan berbagai upaya agar membawa keselamatan dan rejeki kepada mereka Aspek Sejarah Dari catatan sejarah dan informasi lisan masyarakat, tradisi kenduri laot sudah ada sejak adanya institusi adat Panglima Laot di abad Ke-16. Sebagaimana diurai dalam beberapa studi sejarah, jika kenduri Laot atau sering disebut dengan Adat budaya meulaot merupakan tradisi masyarakat pesisir di Provinsi Aceh yang sudah berlangsung sejak era Kerajaan Aceh Darussalam (Mohamma Said, 1991) .Peringatan Kenduri Laot yang dilaksanakan pada setiap tahun salah satunya berfungsi untuk memperkuat eksistensi Lembaga Hukom Adat Panglima Laot. Kenduri Laot berkembang secara turun temurun pada masyarakat pesisir Aceh.Menurut sebagian masyarakat, asal muasal peringatan kenduri laot itu dilatarbelakangi dengan peristiwa karamnya kapal yang digunakan oleh seorang anak panglima yang pergi melaut pada jaman dahulu, namun anak panglima ini selamat. Seekor ikan lumbalumba telah mendamparkannya ke pinggir pantai.Sebagai rasa syukur atas keselamatan anak panglima itu maka diadakanlah Kenduri Laot selama tujuh haritujuh malam.Peringatan itu kemudian berlangsung sampai sekarang. Kota Sabang merupakan salah satu daerah yang memiliki keragamaan dari bidang adat istiadat dan kebudayaan. Khanduri laot merupakan salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan di masyarakat Kota Sabang. Khanduri laot sendiri sudah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Sabang. Namun, tidak diketahui secara pasti awal mulanya khanduri laot ini pertama kali di laksanakan. Khanduri laot ini sudah menjadi suatu keharusan dalam masyarakat Kota Sabang yang diadakan setahun sekali. Tradisi ini dapat dikatakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Aceh, ratusan kepala keluarga kerap datang membawa ragam jenis makanan dan minuman untuk disantap bersama. Proses Ritual Khanduri Laot dan Aspek Nilai Dalam aspek nilai, Khanduri Laot dapat dimakani mengandung 1. Nilai Ritual. Upacara kenduri laut sebagai ritual dilaksanakan menjelang musim timur atau ketika musim barat akan berakhir. 2. Nilai identitas masyarakat pesisir. Dahulu kenduri laot rutin dilaksanakan pada setiap desa pantai yang merupakan wilayah Panglima Laot, baik di lhok (teluk) maupun di kabupaten.Kenduri laot bagi masyarakat nelayan Aceh merupakan sebuah perwujudan hubungan antara manusia sebagai makhluk ciptaan dengan Sang penciptanya dan juga lingkungan sekitarnya dalam menghadapi lingkungan setempat. Dalam konteks nilai, integrasi sosial menjadi fungsi dari pelaksanaan kenduri laot di Aceh. 3. Nilai integrasi sosial. Khanduri laot pada awalnya untuk membangun satu potensi masyarakat supaya mereka bekerja dan berekonomi,seremoni tersebut dianggap sebagai sarana untuk memanggil orang agar berkumpul.lewat makan bersama, akan lebih mudah menyampaikan sesuatu Dalam melakukan pendekatan sosial. Mengingat adanya fungsi integrasi sosial masyarakat nelayan yang terkandung dari makna Khanduri laot, sekaligus sebagai bentuk ritual dan “pesta masyarakat nelayan, yang penuh nilai kearifan dan budaya” sudah sepatutnya dijaga kelestariannya, karena merupakan produk wisata budaya yang memiliki integrasi sosial bagi masyarakat pesisir, khususnya masyarakat kepulauan seperti Kota Sabang.