Loading

Informasi OPK

Tingkatan Data : Kabupaten
Tahun pendataan : 16 October 2025
Tahun verifikasi dan validasi : 16 October 2025
Entitas kebudayaan : OPK
Kategori : Bahasa

Detail OPK

Etnis yang Menggunakan : Aceh
Jenis Aksara : -
Nama Dialek : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : Bahasa Sigulai

Bahasa Sigulai merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi utama oleh masyarakat di tiga kecamatan di Kabupaten Simeulue, yaitu: Alafan, Salang, dan Simeulue Barat. Bahasa ini digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari seperti di pasar, di rumah, dalam lingkungan pengajian, hingga dalam penyelenggaraan upacara adat dan kegiatan sosial lainnya. Hingga saat ini, belum terdapat catatan sejarah yang rinci mengenai asal usul Bahasa Sigulai. Namun, masyarakat setempat meyakini bahwa kedatangan bahasa ini berkaitan erat dengan proses migrasi yang juga melahirkan bahasa Haloban, Lekon, Devayan, Nias, dan Mentawai. Artinya, Bahasa Sigulai diyakini berasal dari kelompok masyarakat yang datang dari luar Pulau Simeulue, kemudian menetap, berbaur, dan berasimilasi sehingga membentuk satu bahasa baru yang khas di kawasan tiga kecamatan tersebut. Sejarah mencatat bahwa Pulau Simeulue pernah menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah di wilayah Aceh. Pada masa itu, kondisi ini menjadikan Simeulue sebagai tempat persinggahan berbagai kelompok etnis dari banyak daerah. Proses percampuran etnis yang intens ini turut melahirkan suku-suku baru, termasuk Suku Sigulai beserta bahasanya. Sejalan dengan pandangan budayawan dan sejarawan setempat, Bahasa Sigulai diyakini mulai muncul pada masa kejayaan perdagangan rempah di Nusantara, khususnya di Pulau Simeulue, yaitu antara abad ke-16 hingga ke-17. Meski demikian, diperlukan kajian ilmiah yang lebih mendalam untuk memastikan simpulan ini. Yang pasti, setidaknya tiga generasi di atas generasi saat ini telah menggunakan Bahasa Sigulai sebagai alat komunikasi utama mereka. Hal ini dapat dibuktikan melalui keberadaan syair-syair dan cerita rakyat yang dituturkan dalam Bahasa Sigulai, meskipun saat ini generasi muda sudah mulai jarang menguasainya. Contoh Kalimat Bahasa Sigulai Berikut beberapa contoh kalimat dalam Bahasa Sigulai beserta terjemahannya: Ola jam 12 khekheluo, Marni dakhuk nae yu toba → Sudah pukul 12.00 siang, Marni masih juga belum bangun. Adi dakhuk di perna manginu minuman keras → Adi tidak pernah minum minuman keras. Erna afe nafe nafe ni mondi ha geloa → Erna dan teman-temannya mandi di sungai. Ha libur panjang e karajoni manga afe melek amak → Libur panjang kerjanya hanya makan dan tidur saja. Ancaman Kepunahan dan Upaya Pelestarian Secara faktual, karena jumlah penuturnya yang sangat terbatas — hanya berada di tiga kecamatan — Bahasa Sigulai tergolong rentan punah. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian Bahasa Sigulai sangat mendesak dilakukan dengan cara memastikan keberadaan dan kesinambungan penuturnya, terutama di kalangan generasi muda. Sayangnya, Balai Bahasa Provinsi Aceh hingga kini belum memiliki data konkret mengenai Bahasa Sigulai, baik dalam bentuk dokumen maupun kajian akademik. Hal ini disebabkan karena fokus utama lembaga tersebut masih tertuju pada pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia. Namun demikian, penetapan Bahasa Sigulai sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ke depannya dapat menjadi langkah penting dalam upaya penyelamatan bahasa ini. Penetapan tersebut akan menjadi dokumen resmi dan legal yang bisa mendorong aksi nyata untuk pelindungan, pengembangan, dan revitalisasi Bahasa Sigulai agar tidak punah.