Alee Tunjang

Alee Tunjang adalah instrumen musik perkusi dari Aceh yang termasuk dalam kategori alat musik idiophone. Sumber bunyi yang dihasilkan berasal dari badan instrumen itu sendiri atau bahan dasarnya. Alee Tunjang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bernama Alu, yang diarahkan ke lubang lesung di bagian badan Alee. Pertunjukan Alee Tunjang biasanya dilakukan secara berkelompok, di mana satu orang berperan sebagai syekh yang mengisi vokal dengan menyanyikan syair dalam bahasa Aceh. Selain itu, terdapat beberapa pemain lain yang memainkan alat dengan cara menumbuk atau memukul lesung menggunakan Alu. Bahan Baku Pembuatan Instrumen: 1. Pelepah Nira 2. Batang Nangka Cara Pembuatan: Bentuk Alee Tunjang mirip alat penumbuk lainnya. Alat ini berbentuk silinder. Lesungan berfungsi sebagai wadah penampung. Ia terbuat dari batang pohon nangka yang telah dikeringkan. Proses pengeringan berlangsung berbulan-bulan. Tujuannya adalah menghasilkan kayu yang kering sempurna. Hal ini mempengaruhi bunyi yang dihasilkan saat dipukul. Semakin kering kayu yang dijemur, bunyi yang dihasilkan semakin baik. Bagian batang yang kering dibentuk menyerupai lesungan. Lesungan ini digunakan untuk menumbuk atau menghaluskan. Diameter lubang pada Leusong disesuaikan dengan ukuran kayu. Selain kering, diameter juga mempengaruhi tone bunyi yang dihasilkan. Cara Penggunaan: Alee Tunjang dimainkan dengan teknik memukulkan Alu ke dalam lesung, sehingga memunculkan warna suara yang khas. Alee Tunjang biasanya ditampilkan secara berkelompok dengan seorang syeh yang berperan sebagai vokal yang menyanyikan syair dengan menggunakan Bahasa Aceh. Lokasi Pembuatan Alee Tunjang berada di Kecamatan Dewantara, desa Paloh Igeuh