Komplek Makam Shuhada T. Ibrahim Lamnga

Komplek Makam Syuhada T. Ibrahim Lamnga di Aceh Besar menyimpan kisah heroik perjuangan melawan penjajah Belanda. Komplek makam ini dipercaya menjadi tempat peristirahatan terakhir Teuku Ibrahim Lamnga, suami pertama dari pahlawan nasional Cut Nyak Dien.  Teuku Ibrahim Lamnga adalah seorang panglima perang Kerajaan Aceh yang sangat gigih melawan Belanda. Ia juga merupakan suami pertama Cut Nyak Dien, yang dinikahinya pada usia 12 tahun. Teuku Ibrahim Lamnga-lah yang melatih dan mengajarkan ilmu perang kepada istrinya. Pada tahun 1878, Teuku Ibrahim Lamnga gugur saat bertempur melawan Belanda di Gle Tarum, dekat Mata Ie. Kematiannya ini membuat Cut Nyak Dien sangat terpukul dan bersumpah untuk membalas dendam kepada Belanda.  Menurut dugaan, Teuku Ibrahim Lamnga dimakamkan di Komplek makam ini. Jenazahnya disembunyikan agar tidak ditemukan oleh Belanda. Komplek Makam Syuhada T. Ibrahim Lamnga berada di daerah Lamnga, Aceh Besar. Makam ini merupakan situs budaya yang terawat, berfungsi sebagai pengingat akan sejarah perjuangan rakyat Aceh. Selain menjadi tempat mengenang Teuku Ibrahim Lamnga, Komplek ini juga menjadi simbol perjuangan para syuhada (pejuang) lain yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah Belanda di wilayah tersebut.  Kematian Teuku Ibrahim Lamnga dan pemakamannya di Komplek ini menjadi pemicu semangat perlawanan Cut Nyak Dien yang terus berkobar. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi banyak pejuang Aceh lainnya. Komplek makam ini berperan penting sebagai bukti sejarah perjuangan rakyat Aceh yang tidak pernah menyerah. Ia menjadi salah satu situs bersejarah yang terus dilestarikan untuk mengenang jasa para pahlawan Aceh.  Komplek makam ini menjadi pengingat penting akan perjuangan heroik rakyat Aceh dalam mempertahankan tanah airnya. Keberadaannya menginspirasi generasi muda untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan.