Loading

Informasi Cagar Budaya

Tingkatan Data : -
Tahun pendataan : -
Tahun Verifikasi dan Validasi : 2024
Tahun penetapan : 2024
Entitas kebudayaan : ODCB
Kategori : Situs

Data Benda

Nama ODCB/CB di lapangan : -
Sifat Situs : -
Periode Situs : -
Kelompok Situs : -

Lokasi Penemuan

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Besar
Kecamatan : -
Desa/Kelurahan : -
Alamat : J97P+3FP, Lambada Lhok, Baitussalam, Aceh Besar Regency, Aceh
Latitude : 5.6130454367325475
Longitude : 95.39718632746215
Ketinggian (mdpl) : -

Data Dimensi

Panjang : -
Lebar : -
Luas Tanah : -

Kondisi Terkini

Keutuhan : -
Pemeliharaan : -
Riwayat Pemugaran : -
Riwayat Adaptasi : -

Data Kepemilikan

Kabupaten/Kota : -
Kecamatan : -
Desa/Gampong : -
Status kepemilikan : Ahli Waris
Nama pemilik : Ahli Waris
Status perolehan : -
Alamat : -
Latitude : -
Longitude : -

Data Pengelolaan

Status Pengelolaan : Ahli Waris

Batas Zonasi

Batas Zona Utara : -
Batas Zona Selatan : -
Batas Zona Barat : -
Batas Zona Timur : -

Deskripsi Singkat

Situs

Nama Lainnya : Komplek Makam Bintara Gigieng

Bintara adalah gelar dari kerajaan yang menguasai wilayah perdangangan pangkat bintara lebih tinggi dari Ulee Balang. Gigieng nama tempat perdangan tersebut kata Gigieng berasal dari Bahasa India yang berarti “perdangangan”. Bintara Gigieng adalah seseorang yang menguasai tempat perdangangan tersebut dan mereka tangan kanan dari raja dan kekuasaan mereka lebih besar dari Ulee Balang, Bintara Gigieng ini berkisar pada masa kerajaan Iskandar Muda tepatnya berkisar pada tahun 1607-1636 Masehi. Dan cerita ini juga dikuatkan oleh Bang Wan beliau adalah salah satu warga desa Lambada Lhok yang juga mengatakan bahwa”Bintara Gigieng merupakan pahlawan pada masa Sultan Iskandar Muda dan sangat denkat dengan Iskandar Muda ketika itu sehingga Raja Iskadar Muda sangat sering datang ke Kuala Gigieng tersebut. Referensi yang berbada dari Taufit beliau salah satu pencinta sejarah dan sangat sering bertanyak kepada orang-orang yang lebih tua, beliau mengatakan “Kuala Gigieng ini adalah salah satu tempat pertahanan pertempuran Aceh dahulu dan penjaganya digelar dengan Bintara, sedangkan Gigieng adalah teluk lalu lalang kapal-kapal atau sebuah Benteng pertahanan yang di awasi langsung oleh Laksamana Malahayati sehingga terjalin persaudaran antara Bintara Gigieng dan Indrapatra yang bertepatan di Desa ladong Kec. Baitussalam. Kuala Gigieng ini adalah wilayah tritorial Malahayati dan juga markas pertahanan melawan belanda, Bintara Gigieng merupakan salah satu penguasa didaerah itu. Adapun batu nisann Bintara Gigieng salah satu batu nisan bercorak dari Gujarat dan bisa saja batu nisan itu dilukis disana atau bahan menatah saja yang di bawa dari sana. Mifatah juga mengatakan bahwa corak batu nisan yang berada di Bintara Gigieng itu berasal dari Gujarat makanya orang dalam Bahasa Aceh batun nisan di sebut “Bate Jeurat” ini salah satu fakta bahwa banyak batu nisan di Aceh ini berasal dari Gujarat dan India. Maka dari sinilah Po Meurah tinggal di Kuala Gigieng dikarnakan pusat dan markas perdangangan, sehingga beliau disitu dan dikenang oleh warga sekitar. Cerita ini tidak banyak orang yang tau dikarnakan minimnya cerita orang dulu dan tidak ada yang menulis.