Loading

Informasi Cagar Budaya

Tingkatan Data : Provinsi
Tahun pendataan : 2019
Tahun Verifikasi dan Validasi : 2019
Tahun penetapan : 02-12-2019
Entitas kebudayaan : ODCB
Kategori : Situs

Data Benda

Nama ODCB/CB di lapangan : -
Sifat Situs : -
Periode Situs : -
Kelompok Situs : -

Lokasi Penemuan

Kabupaten/Kota : Kota Banda Aceh
Kecamatan : -
Desa/Kelurahan : -
Alamat : H8RH+X56, Gp. Deah Raya, Syiah Kuala, Deah Raya, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh
Latitude : 5.592581810177883
Longitude : 95.34265934344907
Ketinggian (mdpl) : -

Data Dimensi

Panjang : -
Lebar : -
Luas Tanah : ± 600 Hektar

Kondisi Terkini

Keutuhan : Utuh
Pemeliharaan : Terpelihara
Riwayat Pemugaran : Belum Pernah Dipugar
Riwayat Adaptasi : -

Data Kepemilikan

Kabupaten/Kota : -
Kecamatan : -
Desa/Gampong : -
Status kepemilikan : Disbudpar Aceh dan BPCB
Nama pemilik : -
Status perolehan : -
Alamat : -
Latitude : -
Longitude : -

Data Pengelolaan

Status Pengelolaan : -

Batas Zonasi

Batas Zona Utara : -
Batas Zona Selatan : -
Batas Zona Barat : -
Batas Zona Timur : -

Deskripsi Singkat

Situs

Nama Lainnya : Komplek Makam Syiah Kuala (Syeikh Abdurrauf As-Singkili)

Pada masa Pemerintahan Sultannah Sri Ratu Taj’ul Alam Safiatuddin Tahun 1504-1086 H. Kerajaan Aceh kedatangan tamu seorang ulama besar dari Negeri Arab yang bernama Syeikh Abdul Rauf As Singkili. Beliau adalah putra tanah Aceh yang menimba ilmu agama Islam langsung dari Mekkah dan Madinah. Beliau juga merupakan tokoh pujangga juga sebagai pembina Hukum Syara’ yang dinyatakan berlaku untuk di pedomani oleh Kerajaan dan masyarakat Aceh, di kenal dengan sebutan “Hukum Bak Syiah Kuala” Komplek Makam Syiah Kuala ini merupakan komplek makam pejabat Kerajaan Aceh Darussalam (Qadhi Malikul Adil) pada masa Sultanah Safiatuddin memimpin, disini juga pernah dijadikan Zawiyah sekaligus perkampungan Kuala. Tgk Syiah Kuala bernama lengkap Syeikh Abdurrauf As Singkili Bin Ali Al Fansury .Syeikh Abdurrauf Bin Ali Fansury adalah seorang Ulama Besar Aceh Darussalam yang menjadi Syeikhul Islam masa Sultanah Safiatuddin. Syeikh Abdurrauf As Singkili mengembara ke negeri Arab selama 19 Tahun dan berguru kepada para ulama besar. Gurunya yang terkenal adalah Ahmad Qusashi dan Mullah Ibrahim Kurani ketika beliau kembali tahun 1661, Aceh sedang giat-giatnya menumpas kaum Wujudiyah. Komplek Makam Syiah Kuala di Banda Aceh merupakan situs sejarah dan wisata religi yang dibangun untuk mengenang Syekh Abdurrauf As-Singkili, seorang ulama dan sufi terkemuka dari abad ke-17. Nama "Syiah Kuala" sendiri berasal dari gelar yang diberikan masyarakat Aceh kepada Syekh Abdurrauf, yang berarti "Syekh di Muara Sungai Aceh", karena beliau pernah mendirikan pusat pengajaran agama di muara sungai tersebut. Syekh Abdurrauf As-Singkili lahir di Singkil, Aceh pada abad ke-17. Beliau adalah seorang ulama, sufi, dan pemikir Islam yang sangat berpengaruh di Kesultanan Aceh Darussalam. Penasehat kerajaan: Selama masa kepemimpinan Sultanah Safiatuddin, Syekh Abdurrauf diangkat sebagai Qadhi Malikul Adil atau pejabat hukum kerajaan. Perannya sangat penting, bahkan sampai muncul pepatah "Adat bak Poteu Meureuhom, Hukom bak Syiah Kuala", yang berarti kebijakan adat dipegang oleh sultan, sedangkan pelaksanaan hukum dipegang oleh Syiah Kuala. Menjadi pusat pendidikan: Beliau mendirikan zawiyah atau pusat pengajaran agama di muara sungai Aceh, yang menjadi cikal bakal perkampungan Kuala. Di sinilah beliau mengajar dan menyebarkan ajaran Islam.  Makam ini berlokasi di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, tepat di pinggir pantai. Lokasinya yang dekat dengan muara sungai menjadi alasan beliau dikenal sebagai Syiah Kuala. Komplek makam ini tidak hanya berisi makam Syekh Abdurrauf. Di dalamnya juga terdapat makam-makam para pejabat dan keluarga Kerajaan Aceh Darussalam. Salah satu kisah yang terkenal adalah makam Syiah Kuala yang selamat dari terjangan tsunami dahsyat pada 26 Desember 2004. Fenomena ini menjadi salah satu hal yang menarik minat peziarah dan wisatawan untuk datang ke lokasi.