Loading

Informasi Cagar Budaya

Tingkatan Data : Kabupaten
Tahun pendataan : -
Tahun Verifikasi dan Validasi : -
Tahun penetapan : -
Entitas kebudayaan : ODCB
Kategori : Situs

Data Benda

Nama ODCB/CB di lapangan : -
Sifat Situs : -
Periode Situs : -
Kelompok Situs : -

Lokasi Penemuan

Kabupaten/Kota : Kota Banda Aceh
Kecamatan : Kuta Raja
Desa/Kelurahan : Merduati
Alamat : H847+3M5, Merduati, Kec. Kuta Raja, Kota Banda Aceh, Aceh 23116
Latitude : 5.553606676850351
Longitude : 95.32624426137863
Ketinggian (mdpl) : -

Data Dimensi

Panjang : -
Lebar : -
Luas Tanah : 736 m²

Kondisi Terkini

Keutuhan : Utuh
Pemeliharaan : Terpelihara
Riwayat Pemugaran : Belum Pernah Dipugar
Riwayat Adaptasi : -

Data Kepemilikan

Kabupaten/Kota : -
Kecamatan : -
Desa/Gampong : -
Status kepemilikan : Wakaf
Nama pemilik : -
Status perolehan : -
Alamat : -
Latitude : -
Longitude : -

Data Pengelolaan

Status Pengelolaan : -

Batas Zonasi

Batas Zona Utara : -
Batas Zona Selatan : -
Batas Zona Barat : -
Batas Zona Timur : -

Deskripsi Singkat

Situs

Nama Lainnya : Komplek Makam Saidil Mukammal

Saidil Mukammal memiliki nama lengkap Sultan Alauddin Ri'ayat Syah Said Al Mukammal Ibnu Sultan Firmansyah Ibnu Sultan Inayatsyah yang menjadi Sultan Kerajaan Aceh Darussalam antara tahun 1588-1604 Masehi. Sultan ini adalah Sultan ke 10 pada urutan para Sultan Kerajaan Aceh Darussalam. Pada masa kekuasaan Saidil Mukammal, Kerajaan Aceh Darussalam mulai didatangi bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, Perancis dan Inggris. Pada masa itu, pelabuhan utama Kerajaan Aceh ada empat yaitu Pantai Cermin, Daya, Pidie, dan Pasai. Disebutkan pada masa Sultan Saidil Mukammal, Kerajaan Aceh sangat sibuk dengan perdagangan lada. Menurut laporan John Davis, pada masa ini sudah banyak Tauke-Tauke Tionghoa menempati satu tempat khusus. Demikian juga saudagar-saudagar Portugis, Gujarat, Arab, Benggali dan India, sudah banyak berdiam disitu. Laporan lain mengatakan bahwa telah banyak hadir pedagang-pedagang asing dari berbagai bangsa seperti : Arab, Cina, Persia, Siam, Turki, Pegu, Benggala, Portugal dan Spanyol. Pada masa Al Mukammmal, perdagangan Aceh maju pesat. Beliau mendapat bintang kehormatan dari Sultan Turky Sultan Turki Muhammad Khan yang mengirim banyak hadiah, salah satunya Kuda Tizi yang sangat bagus. Disebutkan militer laut Kerajaan Aceh berkekuatan memiliki 100 kapal perang dan setiap kapal bisa ditempatkan 400 prajurit. Salah seorang Laksamana Angkatan Laut adalah wanita dan dialah yang diperkenalkan belakangan ini dengan nama Malahayati. Alat senjata yang dipergunakan dan dari pada Tombak, Keris, Pedang, Panah dan sebagainya.